Archive for the ‘Kisah Cerita’ Category

Tak Akan Kulupa Semampuku


Kehadiranmu memberikan warna baru

Kepolosanmu menumbuhkan semangatku untuk melindungimu

Rasa bersalah atas kejadian kecil yang tak terduga, begitu menumbuhkan rasa sayang dan tanggungjawabku padamu

Bahagiamu bahagiaku juga…

Kamu yang mengerti aku

Kamu pula yang ternyata selalu memahamiku, apa adanya aku

Kau dengarkan ceritaku, meski jarang kudengar ceritamu

Aku tak akan lupa…semampuku tak akan kulupa

Tawamu… suaramu… tangismu…

Tak akan kulupa semampuku

Kesabaranmu layak dijadikan panutan

Kesederhanaanmu patut untuk ditiru

Hidupmu sebentar..

Tapi kamu mengajarkanku banyak hal
In Memoriam,

05051992-08082008

Diary Mekkah 2


Shaf…
Sungguh hari ini aku semakin meyakini…

Hanya ada segala kebaikan dalam diri baginda nabi

Ketika shaf shalat kita renggang maka kita pasti akan tercerai beraikan,itu benar.. 

Dan benar… dan sangat benar
Rasulullah memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat, dan ternyata itu memang penting.

Hari ini.. saat duduk diam menunggu adzan ashar di Baitullah aku melihat sekitar..

Begitu banyak jamaah dari berbagai belahan dunia

Namun banyak di antaranya yang enggan merapatkan diri antara satu dan yang lainnya
Lalu apa yang terjadi?
Jamaah jamaah baru datang dan menyerobot di setiap sela-sela nya
Dalam hati kecilku menggumam, inikah maksudnya?

Alhamdulillah karena secara kasat mata yang menyerobot di tengah barisan shaf adalah sesama jamaah

Lalu bagaimana dengan yang tak kasat mata?

Bila shaf ini tetap renggang, siapakah yang merasuk di sela-selanya?

Syaitan kah atau malaikatkah?

Ketika shaf shalat lurus dan rapi

Seketika tergambar benteng yang kokoh yang seolah tak dapat ditembus oleh apapun

Namun saat shaf shalat renggang dan berantakan

Seketika gambaran kekalahan terpancar seolah barisan tentara yang kalah dalam peperangan
Wallahualam..
20170224, kirana

Mekkah Al Mukarromah, 19:04 waktu setempat

Keputusan Terakhir


“Kangen sama kamu, Sas.”
“Aku juga, Fan…”
“Kamu sudah makan, jangan sampai telat loh makannya Sas..”
“Sudah koq sayang, kamu sudah belum? Jangan cuma nanya doank! Sendirinya belum makan..”
“Tapi aku belum lapar sayang…”
“Shhtt,,, udah dech nggak pake protes. Pokoknya kamu harus makan ya, Fan. Aku temenin biarpun cuma lewat telepon. Okey,,”
“Iya dech… ”

“Fandi, sudah minum obat belum?”
Baca Selanjutnya…

Khawatir


Hari ini langit sangat cerah ketika Luni memutuskan untuk mendatangi rumah Egi kekasihnya seperti dua hari yang lalu. Matahari tepat berada di atas kepala ketika Luni akhirnya menjejakkan kakinya di depan tikungan rumah Egi. Dari situ Luni terdiam, ada rasa enggan perlahan menyergap masuk kedalam hatinya. Untuk apa dia berada di situ, dan apa yang harus dia lakukan? tiba-tiba datang ketempat Egi. Terus??

Baca Selanjutnya…

Menanti Cerah Datang


Hujan.

Ketika ku dengar derap langkahmu perlahan menjauh dariku. Apa salahku? Aku tak pernah tau mengapa tiba” kau pergi meninggalkanku. Masih teringat olehku semua janji” manismu. Begitu hangat terdengar, tapi semua itu hanyalah sebaris kalimat tak berbukti yang kau ucapkan kepadaku. Ku diam, tak tahu apa yang harus ku lakukan. Menangisi kepergianmu, ya.. hanya menangis yang bisa kulakukan saat ini.

Tetap hujan.

Baca Selanjutnya…