Apa yang kau lihat darinya hingga dulu kau terima pinangannya?
Bukankah salah satunya karena dia seorang lelaki yang hebat dan penuh tanggungjawab dalam penglihatanmu?
Apa yang kau harap ketika kau memandangnya?
Bukankah hatimu mengatakan inilah pendamping yang kau cari selama ini?
Bila dulu engkau mengharap cinta yg tulus, lalu mengapa kini engkau meributkan materi?
Kalau dulu engkau bahagia bila dia meluangkan waktunya untukmu, lalu mengapa kini kau memaksanya pagi, siang, sore malam untuk pergi mengais rezeki?
Tak cukupkah kehadirannya di sisimu, asal bisa makan tiap hari?
Mengapa masih harus kau berikan tuntutan ini dan itu…
Tak cukupkah kasih sayang yang dihujaninya untukmu, hingga kau masih membanding-bandingkannya dengan yang lain bahkan mantan kekasihmu dulu?
Bila kau melihatnya penuh kekurangan, bukankah itu pun kau sudah tahu dari dulu?
Bila kau merasa semakin hari dia semakin berubah, bukankah kamu salah satu sebabnya?
Kalau menurutmu kian lama dia hanya menampakkan keburukan, benarkah… cobalah kau hitung ulang..
Mungkin pula ada kebaikannya yg kau lupakan
Ketika engkau memilihnya menjadi imammu, saat itu pula telah kau pasrahkan hidupmu padanya.
Bukan hanya dia yang terlihat baik dimatamu, tapi juga dia yang belum tampak keburukannya di depanmu.
Mungkin dia tak sebaik yang kau harap dulu, tapi yakinlah pasti ada kebaikan dalam diriny untukmu.
Karena Allah tak pernah salah dalam memberikan sesuatu pada hambanya, meski itu berupa keburukan ataupun kebaikan.
Kirana, 20 01 2017
*gambar diambil dari google
Newst Comment