Arsip Penulis

Tak Akan Kulupa Semampuku


Kehadiranmu memberikan warna baru

Kepolosanmu menumbuhkan semangatku untuk melindungimu

Rasa bersalah atas kejadian kecil yang tak terduga, begitu menumbuhkan rasa sayang dan tanggungjawabku padamu

Bahagiamu bahagiaku juga…

Kamu yang mengerti aku

Kamu pula yang ternyata selalu memahamiku, apa adanya aku

Kau dengarkan ceritaku, meski jarang kudengar ceritamu

Aku tak akan lupa…semampuku tak akan kulupa

Tawamu… suaramu… tangismu…

Tak akan kulupa semampuku

Kesabaranmu layak dijadikan panutan

Kesederhanaanmu patut untuk ditiru

Hidupmu sebentar..

Tapi kamu mengajarkanku banyak hal
In Memoriam,

05051992-08082008

Cinta Itu Masih Ada


Cinta itu masih ada
Hanya saja tak terbaca
Cinta itu masih ada 
Hanya saja tak terraba

Ketika jejak kakiku melangkah mendekatimu
Terlihat di ujung matamu semburat rindu
Tampak haru… tampak biru…

Butuh bantuan jarak dan lamanya waktu hingga akhirnya aku harus mengakui

Aku masih mencintaimu 🙂

Kemarin, kini dan juga nanti

Masih mencintaimu

Selalu mencintaimu 🙂

Ada kalanya jarak yang jauh menjadikan kita lebih dekat…

Diary Mekkah 4


Akhirnya…Sudah berakhir harinya…

Rasanya tak ingin pergi

Inginnya tetap disini

Terasa damai.. tenang…

Namun disana ada yang menanti

Ingin disana tapi tak ingin pergi darisini

Ingin bertemu yang disana

Tapi tak ingin berpisah dengan semua yang ada disini
Kupsrahkan hatiku padaMu ya Rabb…

Sekarang aku pulang, kembali bersama keluargaku tersayang

Namun aku akan tetap berdoa

Semoga aku kembali Kau ijinkan untuk datang ke Baitullah di waktu yang akan datang

20170226, kirana

Mekkah Al Mukarromah, 00:30 waktu setempat

Diary Mekkah 2


Shaf…
Sungguh hari ini aku semakin meyakini…

Hanya ada segala kebaikan dalam diri baginda nabi

Ketika shaf shalat kita renggang maka kita pasti akan tercerai beraikan,itu benar.. 

Dan benar… dan sangat benar
Rasulullah memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat, dan ternyata itu memang penting.

Hari ini.. saat duduk diam menunggu adzan ashar di Baitullah aku melihat sekitar..

Begitu banyak jamaah dari berbagai belahan dunia

Namun banyak di antaranya yang enggan merapatkan diri antara satu dan yang lainnya
Lalu apa yang terjadi?
Jamaah jamaah baru datang dan menyerobot di setiap sela-sela nya
Dalam hati kecilku menggumam, inikah maksudnya?

Alhamdulillah karena secara kasat mata yang menyerobot di tengah barisan shaf adalah sesama jamaah

Lalu bagaimana dengan yang tak kasat mata?

Bila shaf ini tetap renggang, siapakah yang merasuk di sela-selanya?

Syaitan kah atau malaikatkah?

Ketika shaf shalat lurus dan rapi

Seketika tergambar benteng yang kokoh yang seolah tak dapat ditembus oleh apapun

Namun saat shaf shalat renggang dan berantakan

Seketika gambaran kekalahan terpancar seolah barisan tentara yang kalah dalam peperangan
Wallahualam..
20170224, kirana

Mekkah Al Mukarromah, 19:04 waktu setempat

Diary Mekkah 3


Berapa hari lagi,,Tinggal menunggu waktu bagiku untuk meninggalkan tanahMu

Dan mulai merindu

Betapa disini segalanya berbeda

Betapa disini semuanya tak sama
Harus berapa lama aku menunggu

Agar bisa datang kembali ke tanahMu
Belumlah raga ini beranjak pergi dari sini

Tapi kerinduan di hati mulai menyelimuti
Tentang kota nabi yang tertata rapi

Tentang burung-burung merpati yang datang lalu terbang pergi sesuka hati

Tentang kawan seperjalanan yang menyenangkan

Tentang sejarah masjid dan bukit yang selalu terkenang
Tentang indah dan terpesona memandang ka’bah pertama kali

Tentang haru yang menyesakkan dada saat mengelilinginya 7x

Tentang deru nafas yang terengah di 7 putaran safa marwah
Tentang perjalanan wisata agama dari satu tempat ke tempat lainnya

Tentang cerita dan sejarah baginda Rasul dan sahabat-sahabatnya

Terlebih lagi..

Tentang bagaimana mengejar sholat tepat pada waktunya

Pada kaki-kaki yang lelah namun tetap melangkah

Tentang bagaimana kita menunggu dan menghitung saat adzan tiba

Pada mata-mata yang setengah terpejam namun sayang untuk melewatkan
Sungguh… aku tak akan mampu melupakan
Namun sanggupkah?

Mampukah diri ini bertahan di tengah godaan keluarga dan pekerjaan ketika tiba saatnya pulang nanti?

Sungguh.. diri ini tak akan sanggup mengingkari
Betapa banyak nikmat yang telah Engkau beri, namun mampukah diri ini tetap bersyukur seperti saat ini?

Ketika air mata ini menetes membayangkan perpisahan itu tiba,

Saat dada terasa sesak hingga tenggorokan tercekat tak mampu bersuara,

Sungguh berat perpisahan ini ya Allah…

Namun bila waktu itu tiba ijinkan aku berdoa
“Jadikanlah aku dan keturunanku orang-orangMu yang terpilih untuk datang kembali ke tanahMu yang suci”



Labbaikallahu ma labbaik…

Labbaikkalaa syariikalak labbaik..
20170224, Kirana

Mekkah Al Mukarromah, 21:00 waktu setempat

Diary Mekkah


Sepi…

Mengapa hati ini sepi,

Begitu ramai di sekitar tapi terasa tetap sepi

Seakan ada yang hilang, seakan ada yang tertinggal yang tak ku mengerti

Terasa kosong.. hampa

Meski bibir terus berdoa, meski raga terasa lelah beribadah

Namun hati ini tak merasakan damainya

Ya Rabb.. apa ini..

Ampuni diri yang penuh dosa ini

Kesalahan seperti apakah yang telah aku lakukan hingga diri ini tak dapat rasakan kedamaian

Tinggal menghitung waktu aku berada di tanahMu

Izinkan… ampunkan…

Mohon berikan hidayah dan ampunanMu..

20170224, kirana


Mekkah Al Mukarromah, 22:00 waktu setempat




Memohon AmpunanMu


Hari ini aku ada disini, dirumahMu ya Rabb…

Tapi mengapa hati ini tak tenang?

Mungkin terlalu banyak dosaku, hingga aku tak mampu lagi merasakan hidayahMu

Mungkin terlalu banyak kesalahan yang telah ku perbuat, hingga aku tak bisa merasakan nikmatMu

Allah… 

Selama disini, terutama hari ini.. di tanahMu yang suci

Aku telah berbuat dosa..

Dosa besar yang bahkan mungkin tak terampuni 😦

Hanya dalam hitungan detik,

Aku terlena, semuanya musnah

Tiba-tiba hatiku terasa hampa,

Aku telah melukainya…

Aku telah menyakiti hati mereka…

Ibuku..

Orang yang dengan tulus menyayangiku, mulut yang kotor ini telah melukai hatinya..

Dan aku masih saja tinggi hati untuk meminta ampunannya,

Jikalau tinggi hati ini tiada, aku pun tak tahu harus mulai mengakui kesalahanku darimana

Suamiku…

Orang yang telah bersamaku selama ini, aku telah melukainya

Hati ini sering merasa lebih tinggi

Mulut ini entah telah berapa kali mencaci…

Allah..

Masih 2 kesalahan yang ku ingat,

Tapi rasanya itu sudah cukup untukMu menurunkan azab kepada diri yang nista ini

Sedangkan masih banyak, bahkan tak terhitung kesalahan dan dosa yang melekat 😦

Ampunkan ya Rabb…

Agar aku bisa kembali membuka mata, atas setiap nikmat yang Kau hamparkan dihadapanku

Agar aku bisa kembali mendengar, atas semua nikmat yang Kau dendangkan untukku

Agar aku bisa kembali merasa, atas semua anugerah dan hidayah yang telah Kau beri padaku

Agar mulut ini bisa kembali bersyukur, atas segala yang telah Kau lekatkan pada diriku

Amin

22022017, Kirana

Mekkah Al Mukarromah, 00:31 wkt setempat

Istri


Apa yang kau lihat darinya hingga dulu kau terima pinangannya?
Bukankah salah satunya karena dia seorang lelaki yang hebat dan penuh tanggungjawab dalam penglihatanmu?

Apa yang kau harap ketika kau memandangnya?
Bukankah hatimu mengatakan inilah pendamping yang kau cari selama ini?

Bila dulu engkau mengharap cinta yg tulus, lalu mengapa kini engkau meributkan materi?
Kalau dulu engkau bahagia bila dia meluangkan waktunya untukmu, lalu mengapa kini kau memaksanya pagi, siang, sore malam untuk pergi mengais rezeki?

Tak cukupkah kehadirannya di sisimu, asal bisa makan tiap hari?
Mengapa masih harus kau berikan tuntutan ini dan itu…

Tak cukupkah kasih sayang yang dihujaninya untukmu, hingga kau masih membanding-bandingkannya dengan yang lain bahkan mantan kekasihmu dulu?

Bila kau melihatnya penuh kekurangan, bukankah itu pun kau sudah tahu dari dulu?
Bila kau merasa semakin hari dia semakin berubah, bukankah kamu salah satu sebabnya?

Kalau menurutmu kian lama dia hanya menampakkan keburukan, benarkah… cobalah kau hitung ulang..
Mungkin pula ada kebaikannya yg kau lupakan

Ketika engkau memilihnya menjadi imammu, saat itu pula telah kau pasrahkan hidupmu padanya.
Bukan hanya dia yang terlihat baik dimatamu, tapi juga dia yang belum tampak keburukannya di depanmu.
Mungkin dia tak sebaik yang kau harap dulu, tapi yakinlah pasti ada kebaikan dalam diriny untukmu.

Karena Allah tak pernah salah dalam memberikan sesuatu pada hambanya, meski itu berupa keburukan ataupun kebaikan.

Kirana, 20 01 2017



*gambar diambil dari google

Gaya Hidup


!eskipun hanya nasi dan krupuk itu sudah Alhamdulillah, syukur” sesekali bisa ditambahi sama sayur bening dan ikan asin ato sambel terasi (semestinya)

*Nah yang ‘gak harusnya’ itu biasanya yg bikin masalah. Hidup maunya kayak tetangga sebelah yg keliatan kaya raya. Tiap hari kerjanya jalan” aja, udah kayak ibu” pejabat sosialita. Ganti bajunya tiap ada acara, sendalnya bejibun sendiri” fungsinya. Tas ‘n dompetnya banyak mulai harga murahan sampe teramat mahal, padahal isinya belum tentu ada.

**yang gk mesti itu, makan tiap hari maunya daging ato ikan minimal ayam.. katanya tahu tempe ikan asin krupuk itu gk gizi. Warteg ato nasi kucing katanya gk level, maunya resto minimal junk food. Belum lagi maunya ada buah”an setiap hari, gk peduli di kulkas masih ada yg penting beli trs tiap hari yg bru katanya untuk stok, tapi akhirnya nyetoknya di tempat sampah karena duluan busuknya drpda kemakannya. Cemilan pun selalu siap sedia, tiap awal bulan baru gajian datangnya ke supermArket beli jajanan ini itu katanya untuk Stok sebulan, nyatanya baru 2minggu udah pada habis makanan.

Haisshhh…. klo udah kaya gitu gimana mw hidup sederhana.

Jangan pernah bilang gak cukup gaji untuk hidup klo yg kau cari itu gaya hidup!

#statfb

Keputusan yang Tepat


Untuk kesekian kalinya saya bersyukur dengan pilihan yg sudah saya buat bertahun yg lalu.

#lebihbaik jadi bos meskipun hasilnya sedikit, daripada jadi karyawan meskipun gajinya banyak (eh kecuali jd karyawan bayaran atusan juta,aq yo gelem rekk wakakaka)

Saya gk bodoh, nilai saya lumayan koq, awal” kelar kuliah saya jg sudah beberapa kali lolos tes wawancara kerja mulai dari perusahaan ecek” sampai bank yg lumayan ternama. Tapi entah kenapa gk ada satupun yg menarik minat saya untuk bergabung didalamnya. Bukan sombong atau sok gak butuh yaa.. tapi kembali lagi ke prinsip saya, mending jadi bos meski hasilnya sedikit daripada jd karyawan yg entah sampe kapan toh akhirnya pasti pensiun jg.

Sebangkrut-bangkrutnya usaha saya, tetep saya adalah bos nya. Yaa meskipun akhirnya namanya jadi bos bangkrut hihihie… (jng sampe sih hehe). Setinggi-tingginya jabatan ‘n gaji saya tapi klo masih ngikut orang berarti saya karyawan a.k.a pekerja. Sampai kapan mau jadi karyawan?? Cepat ato lambat juga pasti pensiun. Jadi sebelum saya dipensiunkan, saya aja yg memutuskan mundur dengan hormat wakakaka ato lebih tepatnya bukan mundur… tapi gk pernah masuk kedalamnya.

Dan sekarang saya bahagia,
Dengan usaha kecil saya meski hasilnya belum seberapa,
Tapi saya jadi punya banyak waktu luang untuk keluarga saya.
Saya gk khawatir diberhentikan meskipun saya liburnya suka” (eh tapi takut pelanggan pada hilang haha)
Saya gk takut klo ngajak anak saya kerja bareng saya (lha kan saya bos nya ya suka” lah)
Ahhh pokoknya serba bebas lah…

Karena bekerja gk harus melulu diluar rumah,
Karena bekerja gk harus terus duduk rapi dibelakang meja,
Karena bekerja gak harus untuk wanita,, meski klo bisa kerja rasanya lebih bahagia..

#part3
#catatanuntuksendiri
#bahagiaanaksudahsembuh
#bahagiaitusederhana

N.b : diambil dari status fb saya sendiri 😛

image

image

image